Pembakaran Gereja Di Temanggung dan Pendidikan Bangsa

PMII CABANG KOTA SALATIGA | 5:53 AM | 0 komentar

Ringkasan oleh:bogisubasti

Merupakan sebuah fakta bahwa negeri Indonesia merupakan negeri yang plural, banyak budaya, agama, seni, adat, kepercayaan yang ada di dalamnya. Hal itu, merupakan warisan yang tak ternilai harganya.

Pluralisme, toleransi, musyawarah, menghargai dan menghormati orang lain merupakan hal yang sangat penting guna terciptanya masyarakat indonesia yang damai dan sejahtera. Namun, keanekaragaman itu sendiri dapat menjadi hal yang menghambat kemajuan negara, integritas, apabila kerjasama antara birokrasi, masyarakat , tokoh agama, maupun tokoh masyarakat kurang optimal. Masing-masing mempunyai peranan yang penting, bagi penanaman nilai-nilai pluralisme kepada masyarakat.

Baru-baru ini terjadi kasus pembakaran gereja di Temanggung, berdasarkan beberapa sumber berita, hal itu disebabkan karena kasus penistaan agama. Maka dalam hal ini, semua elemen yang bersangkutan hendaknya melakukan musyawarah dalam rangka, mengantisipasi kerusuhan yang lebih besar.

Tidak bisa disalahkan sepenuhnya apabila masyarakat Temangung melakukan pembakaran gereja. Mengapa demikian? karena hal itu merupakan hasil dari proses pendidikan di bangsa Indonesia ini. Untuk itu mari kita koreksi pendidikan yang selama ini kita jalankan. Apakah pendidikan bangsa ini benar-benar mampu mencetak manusia yang cerdas, berbudi luhur, bermoral , menjunjung tinggi pancasila dan lain-lain. Dari situ betapa pentingnya pendidikan yang yang bukan hanya berupa pendidikan formal, yang hanya mempraktekkan kegiatan belajar mengajar, membeli LKS, dan lain-lain. Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas, guna mencapai tujuan bangsa ini.

Pembakaran Gereja Temanggung dan Pendidikan Bangsa Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2114548-pembakaran-gereja-temanggung-dan-pendidikan/

Category :

About PMII Salatiga :
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Situs Resmi PMII Cabang Kota Salatiga, Berjuang Untuk Rakyat.

0 komentar