Siluet Mbah Petruk Dikaitkan Bencana Besar
02 Nopember 2010 | 07:19 wib
Magelang, CyberNews. Sebelum terjadi letusan besar Gunung Merapi, Senin (1/11) kemarin sekitar pukul 10.00, ada fenomena menarik terlihat dari Puncak Gunung Merapi. Sekitar pukul 05.00 asap solfatara di puncak terlihat siluet membentuk sebuah gambar tokoh pewayangan Petruk.
Di pagi buta fenomena itu tiba-tiba muncul dan menggegerkan masyarakat di lereng Gunung Merapi sisi barat Kabupaten Magelang. Asap solfatara itu menggambarkan Petruk tokoh punakawan dalam kitab Mahabarata. Ciri khas hidungnya yang panjang dan kulitnya yang hitam terlihat bertengger di puncak gunung.
Apa yang terjadi sebenarnya, fenomena siluet itu memunculkan tokoh Petruk yang jenaka. Apakah itu bertanda bahwa erupsi Gunung Merapi hanya sebagai gurauan belaka atau ancaman serius. Setelah lima jam munculnya fenomena itu, atau sekitar pukul 10.00 letusan besar terjadi di atas. "Kami tidak mengabaikan tanda-tanda alam itu, ternyata terbukti bahwa Mbah Petruk yang tertawa di atas puncak Merapi menandai akan terjadinya letusan besar," kata Sugiharto (40) warga Dusun Sudimoro, Desa Pucang Anom, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Dia menceritakan, kepercayaan warga di Lereng Merapi, Mbah petruk adalah jelmaan dari Sabdo "Palon Noyo Genggong". Menurutnya, sabdo palon noyo genggeong adalah salah satu penasehat Prabu Brawijaya V. Sesuai dengan serat "Darmogandul" dan ramalan Joyoboyo.
Pada masa kerjaaan Demak, lanjut dia, Prabu Brawijaya mengasingkan diri ke Gunung Lawu sedangkan penasehatnya tersebut mengasingkan diri ke Gunung Merapi. "Sabdo Palon Noyo Genggong atau yang lebih kemudian lebih dikenal perwujudan Mbah Petruk yang bersumpah suatu saat akan menagih janji pada penguasa tanah jawa," katanya.
Menurutnya, siluet Mbah Petruk yang terbentuk dari asap sulfatara tentu ada suatu makna yang mendalam, jika diotak-atik terkait dengan bencana. Tak lama setelah munculnya fenomena itu, Mbah Petruk meninggalkan gumpalan awan panas. "Muncul Mbah Petruk bukan hanya petanda munculnya awan panas kali ini. Ini menandakan letusan dengan kekuatan besar akan muncul lagi. Ini berdasarkan keyakinan otak-atik ilmu Jawa, maka masyarakat harus tetap waspada," katanya.
( Sholahuddin Al-Ahmed /CN14 )
Category :
0 komentar