Kamis, 29 Januari 2015, Rayon Tarbiyah Matori Abdul Djalil mengadakan kegiatan Dialog Interaktif yang bertema “Membedah Kebudayaan Islam di Indonesia” dengan mengundang Bapak Drs. Ilyas M.Ag, dosen dari UNNES sebagai pemateri dan Selasa Kliwon (SK) sebagai group pengiring musik. Kegiatan tersebut bertempat di Aula Pondok pesantren Edi Mancoro. Dialog Interaktif ini dihadiri oleh pengurus dan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Djoko Tingkir Salatiga yang meliputi cabang PMII Komisariat joko Tingkir, Komisariat PMII, Rayon Syari’ah, alumni PMII dan beberapa ketua Badan Otonom PMII kota Salatiga, dan para santri pondok pesantren Edi Mancoro.
Tujuan kegiatan tersebut diadakan adalah untuk membangkitkan kembali para anggota Rayon Tarbiyah Matori Abdul Djalil yang beberapa bulan ini fakum. Mufti Abdurrohman selaku ketua panitia mengatakan “kegiatan dialog interaktif ini diadakan untuk menghidupkan kembali pengurus dan Badan Pengurus Harian (BPH) yang beberapa bulan ini sedikit fakum dan mengalami kemunduran.” tuturnya. Sempat diisukan pula mengenai kondisi Rayon Tarbiyah pada waktu itu untuk proses kaderisasi sempat mengalami kendala dan banyak pengurus Rayon Tarbiyah yang menjabat di wilayah kampus. Maka Rayon sebagai ujung tombak kaderisasi yang pertama dan itu tidak berjalan, maka seolah-olah proses kaderisasi itu tidak berjalan sesuai jalur yang di tetapkan. Untuk itu ketua rayon Tarbiyah, Agil Prasetyo berinisiatif untuk membangkitkan kembali pengurus Rayon Tarbiyah dan pada tanggal 6 januari 2015 ketua Rayon Tarbiyah mengkoordinir anggotanya untuk berkumpul membahas pelaksanaan Dialog Interaktif tersebut.

Sukma Arif Ibrahim selaku moderator acara menuturkan “bidikan dari panitia adalah menggali kebudayaan yang dulunya itu murni dari kebudayaan jawa asli atau kebudayaan hindu atau kebudayaan budha di Negara kita yang terintegrasi dari kebudayaan islam, dan merupakan sebuah alkuturasi dari kebudayaan islam, karena kalau kita menguak kebudayaan islam, hindu, budha tidak punya. Karena apa satu adalah budaya kita itu beralkurturasi dengan nilai-nilai keislaman.”

Harapan dari ketua panitia setelah di laksanakannya kegiatan tersebut adalah agar kedepannya sesuai dengan rencana awal yaitu menghidupkan kembali Rayon Tarbiyah Matori Abdul Djalil agar tidak tidak dipandang sebelah mata.

eLKaJe  PMII Komisariat Djoko Tingkir Salatiga
Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti inilah status facebook Bapak Jokowi ketika terjadi kisruh politik dalam pemerintahnnya. Arti atau makna filosofi Jawa ini kurang lebih yaitu segala bentuk kejahatan, kedholiman, angkara murka, kelicikan akan kalah dengan sikap yang bijak, kelembutan hati. 

Terkait kisruh politik yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini yaitu KPK dengan POLRI, serta berbagai pihak di belakangnya. Memang kita harus jeli dan bijak dalam memandang konflik ini. Taruhlah di dunia maya, banyak status, posting yang berisi debat, saling mengejek, gambar ejekan dan sebagainya. Namun kadang sering lupa akan persatuan dan kesatuan, terlebih lagi menyikapi secara bijak dan memberikan solusi bagi permasalahan ini. 

Masalah korupsi bukan semata – mata masalah hukum tetapi ini adalah masalah kemanusiaan. Bangsa ini masih penakut.. karena tidak mau bertindak kepada yang salah. Misalnya kasus BLBI, Kasus Century dan kasus – kasus korupsi lainnya. Anehnya di negara kita, orang baik sering dimusuhi. Apabila hal ini masih terjadi secara terus menerus mungkin orang Indonesia lama kelamaan bosan jadi orang baik bahkan tidak mau menjadi orang baik. Orang baik selalu dimusuhi, lucu kan ? Sebagai contoh :

- Presiden pertama Ir. Soekarno dianggap penghianat, lihat Tap MPRS No. 33/MPR/1967.
- Gus Dur dilengserkan padahal secara hukum tidak terbukti bersalah.

Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti 
Filosofi Jawa memang banyak mengajarkan manusia untuk lebih arif dan bijaksana. Namun terkadang budaya, tradisi Jawa yang penuh nilai ini sering dirusak oleh beberapa kelompok maupun orang. Ada yang menganggap bid’ah, ada yang menganggap itu “ndeso”, kuno dan sebagainya. Selain itu Jawa sendiri juga dirusak oleh pemerintah kolonial Belanda. Sebagai contoh dengan membuat sejarah palsu, mitos, salah satunya sejarah buatan Belanda yang mereka buat dengan menyuruh orang Pati bernama Ngabdullah tentang penyerangan Demak ke Majapahit, hingga disatu muncul berbagai tokoh, aliran. Misalnya Sabdo Palon Noyo Genggong, Darmo Gandul, atau kata – kata “ Sirna ilang kertaning Bumi”, disitu dikatakan bahwa Majapahit akan bangkit setelah 500 tahun lagi (1478). Padahal yang terjadi tidak demikian Demak tidak pernah menyerang Majapahit, tetapi yang terjadi adalah Giri Wardana yang menyerang. Jangankan kita Presiden Soeharto pun percaya sejarah tersebut hingga pada tahun 1978, beliau mengesahkan aliran kepercayaan. 

Kita ini adalah bangsa yang membentuk negara, para founding fathers kita sudah merumuskan UUD 1945 dan Pancasila sebagai pedoman bernegara. Bernegara tidak hanya untuk 5 tahun, 100 tahun saja tapi selama – lamanya. Bhineka Tunggal Ika adalah pusaka, mari jaga persatuan dan kesatuan. Dan ini harus menjadi laku hidup dalam bernegara sebagai contoh seperti apa yang dilakukan oleh Gus Dur :

- Bapak Soekarno dilengserkan dan disitu ada pertumpahan darah dan korban. 
- Bapak Soeharto dilengserkan , terjadi lagi pertumpahan darah korban nyawa. 
- KH Abdurahman Wahid / Gus Dur dilengserkan tetapi tidak ada korban dan pertumpahan darah.

Apakah Jiwa Kepahlawanan Semakin Hilang ?
Kebenaran harus selalu kita pegang, namun juga tidak menimbulkan pertumpahan darah apalagi perang yang mengakibatkan terpecahnya persatuan dan kesatuan. Maka disini wawasan kebangsaan dan nasionalisme sangatlah penting. Sejarah di Surabaya sebagai contoh , Hadratus Syeh Hasyim As’ari bersama para Kyai , ulama , santri dan pemuda lainnya ketika  Surabaya disuruh menyerah oleh Inggris yang diboncengi Belanda, mereka tidak menyerah. Membela tanah air menjadi wajib , bahkan hampir sama wajibnya dengan sholat. Melalui resolusi Jihad, para pahlawan kita rela berkorban demi Nusantara ini. 

Ribut soal politik, kekuasaan, jabatan , uang , inilah yang sering terjadi pada bangsa ini. Dimanakah jiwa kepahlawanan itu ? . Contoh sepele rakyat bekerja membuat meja, namun oleh anggota DPR meja itu ditendang, dirusak hanya karena berdebat soal politik. Apakah yang mereka lakukan itu untuk bangsanya atau untuk kelompok maupun dirinya sendiri ? 
Dalam pemerintahan Bapak Jokowi ini, di awal sudah terjadi kisruh politik yang menjadi perhatian rakyat dan juga dunia internasional. Indonesia sudah dikepung dari berbagai arah, arus globalisasi, liberalisasi ekonomi, serta penjajahan gaya baru terus menerus menimpa kita bahkan hingga jiwa dan pikiran kita pun terjajah. Bangkit , bersatu adalah mutlak dibutuhkan untuk melawannya. 

Kami berharap bapak Presiden Jokowi secara bijak mampu menyelesaikan kisruh politik yang terjadi dengan bijak. Semoga peradaban bangsa ini menjadi lebih baik. 
Empat Tahun Berlalu
Oleh : BSt

Angin bertiup lembut dalam pikiranku
Mengingatkanku tentang masa itu
Aku tersenyum... dan perlahan menutup mata
Aku merasakan kau masih di sampingku



Terlintas kenangan dalam pikiranku
Ketika aku mengantarmu ke pesantren malam itu
Hanya kau dan aku .....
Dan hati kita yang menjadi satu satunya cahaya


Kau ceritakan rencana masa depan kita
Kita bercanda bersama tentang masa tua
Kita berbagi tentang kuliah dan organisasi
Bahkan kadang berdebat soal agama


Sesekali kita tertawa
Sesekali kita menangis
Sesekali pula kita marah satu sama lain
Hingga pada akhirnya cinta terkubur oleh waktu


Dan kini kita lebih dewasa
Kita tahu bagaimana menghargai, menyimpan dan menjaga
Meski itu benar benar sulit
Karena cinta adalah kenangan yang hilang

Terimakasih....
Telah berkenan singgah di hatiku..

Salam buat sahabat/i PMII thank's sudah mampir dan baca puisi kenangan cinta ini.
Air Mata Rindu
Oleh : BSt


Aku kehilangan diriku di sana
Di dalam jernihnya air yang tertembus cahaya
Tenggelam diam bersama taburan air mata rindu
Dan jiwa ini tak ingin berhenti memuja

Sesekali air itu keruh
Hingga mata hatiku tak mampu melihat cahaya
Tenggelam dan terus tenggelam
Tak sadar aku telah jauh darinya


Namun...
Aku tetap menunggu kehadirannya
Karena aku yakin akan cintanya

Berharap ketika malam tiba
Aku bahagia di sampingnya




Semoga puisi ini bermanfaat.
Salam pergerakan.......!!!
Logo PMII ini aku edit pakai photosop,, iseng - iseng buat ngisi waktu. Ternyata kader kader banyak yang suka. Aku harap kader - kader PMII se tanah air juga suka. Kalau ada kritik atau saran boleh lewat komentar. Salam pergerakan. 


Di atas versi Gift nya ,, tapi sederhana, pengen nya sih kupu - kupunya bisa bergerak,. Tapi lagi capek di depan monitor terus dari tadi. he..he. 

Ini di bawah aku kasih versi PNG nya. Semoga bermanfaat. Kalau pengen kamu taruh buat wallpaper di handphone, bisa kamu edit sendiri ukurannya. 



Tema logo tersebut nature, aku buat ini buat sahabat - sahabati PMII. Salam kenal dariku Bogi Subasti

Kalau ada waktu silahkan mampir ke markas PMII Salatiga. Kami dengan senang bisa berjumpa sahabat - sahabati PMII Se- Indonesia.
Di Indonesia, sering terjadi konflik oleh kelompok atau orang yang melukai dan mendholimi orang lain, bahkan mengatasnamakan agama tertentu. Meskipun kebebasan memeluk agama dan berkeyakinan sudah jelas diatur dalam Undang Undang, namun tetap saja hal ini terjadi.

Agama dijadikan sebagai alat untuk melanggar hak orang lain, bukan sebagai ajaran atau nilai nilai kehidupan yang dijunjung tinggi. Islam bukan hanya membawa doktrin, teologi, perintah ibadah saja, selain itu juga mendorong kita untuk berilmu pengetahuan, berpendidikan, beradab, berbudaya, bermartabat dan berperikemanusiaan.

Apa itu Manusia ?
Manusia dalam bahasa Arab disebut insan (kata benda ), kata kerjanya "anas" yang berarti harmonik, hangat, mahluk sosial. Allah menciptakan manusia apapun warna kulinya, agamanya, etnisnya, selama menjadi insan, maka amanat yang paling melekat sejak lahir hingga kita meninggalkan dunia ini adalah memperjuangkan tatanan, hubungan antar sesama di muka bumi ini dengan hubungan yang harmonis, saling menghormati, saling menyempurnakan.
Mengapa sering terjadi konflik, dan apa yang menjadikan tidak harmonis ? jawabnya adalah hawa nafsu yaitu kepentingan yang bermacam – macam misalnya kepentingan politik, ekonomi, kekuasaan, harta, kepentingan aliran, dan lain lain. Semua yang datang dari hawa nafsu inilah yang bertentangan dengan karakter hakiki sebagai insan.

Beragama dengan benar
Surat Al Hajj 57
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu[36] meyakini bahwa (Al Quran) itu benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman[37] dan hati mereka tunduk kepadanya[38]. Dan sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman[39] kepada jalan yang lurus “

Jika kita ingin mendapatkan kebenaran (al haq ) maka harus dengan ilmu pengetahuan. Jika kamu ingin bisa bertani ikuti petani, ingin bisa menjahit ikuti tukang jahit, jika kamu ingin beragama yang benar maka ikuti ulama. Memang betul kita harus mengikuti nabi, namun kita tidak bisa langsung mengikuti nabi, maka dari itu ikutilah ulama. Banyak yang tidak dijelaskan Nabi tetapi ulama mampu berperan misalnya
  • Al Quran ditulis oleh para penulis, karena Nabi Muhammad tidak bisa menulis. Ubaid bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Syaidina Ali dll.
  • Pemberian titik oleh ulama yang bernama Abul Aswad Ad Duali
  • Ulama Imam Khalil bin Ahmad al Farohidi memberikan sumbangsih pemberian harakat untuk memudahkan memahami Al Quran
  • Sudah diberi titik dan harakat, ulama masih terus berperan untuk memudahkan memahami Al Quran maka Abu Ubaid Qasim Bin Salam membuat Ilmu tajwid.
  • Ilmu kalam, Jika kita ingin mengenal Tuhan, kita ingin menyapa, kita ingin memanggilNya maka kita harus mengenal sifat sifat Nya.  Yang membuat ilmu ini Washil Bin Atha kemudian disempurnakan oleh Imam Abu Hassan Al-Asy'ari imam Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
  • Ilmu Mushthalahul Hadits, Ketika banyak hadist palsu, maka ada seorang ulama Syihabudin Romahur Muzi atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Azis untuk membuat ilmu menyeleksi hadist.
  • Ilmu Tafsir, Kita ingin paham Al Quran maka harus ditafsir, ulama pertama kali yang menulis Tafsir yaitu Abu Ja'far Ath-Thabari. 

Jika kita ingin memahami Islam dengan utuh maka pertama kita harus mencari di Al Quran, kemudian hadist. Namun jika masih belum paham, maka harus menggunakan akal (akalnya ulama misalnya hanafi,malik,ahmad bin hambal, syafi’i dll). Hasil dari akal ulama bermusyawarah yaitu ijma, jika sendiri sendiri dan tidak melalui musyawarah disebut Qiyas. Bayangkan, jika tidak ada ulama mungkin kita kesulitan memahami Al Quran, Hadist. Banyak sekali jasa ulama yang lain misalnya ilmu nahwu saraf, bhalagah, dll. Itu semua yang membuat ulama, bukan Rasulullah atau para sahabat. Sehingga kita jangan dengan mudah mengatakan bahwa sesuatu yang tidak dilakukan Nabi adalah Bid’ah, bahkan mengatakan bahwa orang lain kafir.

Kekerasan Atas Nama Agama
Di Indonesia banyak sekali kasus kekerasan atas nama agama, bahkan mereka seolah- olah mengambil otoritas Tuhan, mengatakan bahwa orang lain kafir, melakukan tindakan intoleran, tidak menghormati orang lain,  mengkampanyekan bahwa seseorang dijadikan musuh Islam dikarenakan beragama Kristen, keturunan tiong hoa dll, menginginkan agama dijadikan sebagai konstitusi, tidak lagi sepakat dengan adanya Pancasila. 

Pemahaman yang salah akan Islam akan melahirkan radikalisme. Kita jangan tertipu dengan kelompok atau orang yang mengatasnamakan agama untuk melegalkan tindakan kotornya. Jangan tertipu dengan kelompok yang menggunakan simbol simbol agama. Kita harus cerdas dalam menilai mana itu budaya, nilai , mana itu gerakan politik, dakwah dan lain lain. 



Indonesia terdiri dari berbagai etnis, budaya, berbagai pemeluk agama dan lain – lain, namun hingga sekarang Indonesia masih menjadi negara. Hal itu karena Indonesia mempunyai Pancasila serta masih mempunyai banyak ormas yang menjunjung tinggi integritas, misalnya Nahdlatul Ulama (NU). Jauh sebelum Indonesia merdeka NU sudah sangat berperan bagi sejarah perjuangan bangsa ini.

Sejarah telah membuktikan ketika Nabi Muhammad pindah ke Yasrif ( sekarang Madinah ). Beliau menjunjung tinggi nila- nilai universal sehingga lahirlah Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal. Nabi pernah marah ketika ada orang Islam membunuh Yahudi.

“Barangsiapa yang membunuh orang non Muslim, maka ia berhadapan dengan saya. Saya pengacaranya,”

Inilah kecintaan nabi terhadap perikemanusiaan, dan juga salah satu bentuk proteksi beliau terhadap non muslim. Selain itu juga bentuk perjuangan nabi terhadap bangsa yaitu menjadi satu umat yang madani. Islam bukan hanya membawa ajaran , doktrin perintah ibadah tetapi juga mengajarkan nasionalisme. Mari menjaga keutuhan NKRI.